FORT
Marlborough dibangun pada kepemimpinan Gubernur Joseph
Callet. Benteng yang mengahadap selatan dan memiliki luas
44.100 meter persegi, Bentuk benteng menyerupai kura-kura
dengan pintu utama dikelilingi parit luas dan tersambung
dengan jembatan ke gerbang dalam. Menurut masyarakat sekitar,
benteng ini memiliki pintu keluar bawah tanah.
Fort
Marlborough adalah peninggalan terbesar Inggris terbesar di
Indonesia, benteng ini dibangun demi kepentingan perdagangan
yang ditugasi untuk menjamin kelancaran suplai lada bagi
perusahaan dagang Inggris, East India Company, serta
pengawasan jalur pelayaran dagang melalui Selat Sunda. Pada
akhirnya Benteng berperan ganda yaitu sebagai markas pertahanan
militer sekaligus kantor pusat perdagangan dan pemerintahan Inggris.
Bengkulu
merupakan ibu kota wilayah presidensi (kumpulan wilayah
residen) Inggris di pesisir barat Sumatera. Wilayah itu
dikendalikan dari Benteng Marlborough. Inggris sebelumnya
juga membangun benteng serupa dengan fungsi dan peran lebih
besar di Madras India, yaitu Fort St George. Dari Madras inilah East
India Company mengembangkan pengaruh ke Asia Pasifik, termasuk
Bengkulu.
Fort
Marlborough dihuni oleh pegawai sipil dan tentara Inggris.
Dalam catatan British Library, Oriental and India Office
Collections tahun 1792 terdapat 90 pegawai sipil dan militer
tinggal dan bekerja dalam Benteng Marlborough. Para petinggi
atau perwira senior tinggal dalam lingkungan benteng bersama
keluarga. Benteng ini menyerupai hunian dalam kota kecil dengan tembok
tebal. Seperti layaknya kehidupan bermasyarakat,
catatan-catatan menyangkut perkawinan, pembaptisan, dan
kematian "penduduk" benteng ini pun masih dapat tersimpan.
Desain
dasar Benteng Marlborough berbentuk segi empat. Desain ini
menyerupai kura-kura, ditandai dengan empat bagian bangunan
menyudut seperti kaki, serta satu kelompok bangunan
menyerupai bagian kepala kura-kura. Bagian atas bangunan ini
tersambung melingkar menjadi pelataran penempatan meriam,
sekaligus mempermudah mobilitas perpindahan meriam. Ciri lain benteng
pertahanan ini adalah dua lapis dinding pertahanan, sehingga
ketika dinding terdepan bisa ditembus lawan, pasukan bisa
segera mundur dan melakukan pertahanan dari dinding kedua.
Desain
tata ruang Benteng Marlborough mencerminkan keragaman
aktivitas masyarakat. Kompleks bangunan ini 44.100,5 meter
persegi, tetapi total bangunan dalam benteng hanya sekitar 20
persen. Bagian benteng selebihnya bersungsi sebagai ruang
terbuka. Bangunan fisik Benteng Marlborough sangat kokoh,
antara lain terbukti ketika gempa bumi berkekuatan 7,3 skala
Richter pada 4 Juni 2000 dan 7,9 skala Richter pada 13 September 2007
yang meluluhlantakkan ribuan bangunan gedung dan permukiman
Bengkulu namun, benteng ini tak mengalami kerusakan berarti,
padahal konstruksi benteng ini tidak menggunakan beton
bertulang.
Pembangunan
benteng tahap pertama selesai 1718 dengan gerbang utama
benteng di sisi barat. Bagian bangunan menyerupai kepala
kura-kura kemudian ditambahkan pada 1783. Dengan penambahan
ini sistem pertahanan gerbang benteng menjadi berlapis.
Kekokohan benteng tergambar dari ketebalan dinding bagian
luar setinggi 8,65 meter dan ketebalan tiga meter. Sementara tebal
dinding dalam sekitar 1,8 meter. Bahan bangunan antara lain batu
karang, batu kali, dan bata dengan perekat campuran kapur,
pasir, dan semen merah.
Untuk
memasuki benteng dari gerbang utama, kita harus melewati dua
jembatan yang menyeberangi parit-parit kering. Parit itu
berkedalaman sekitar 1,8 meter dengan lebar 3,6 meter.
Jembatan-jembatan kayu di atas parit kering itu aslinya tidak
pernah permanen agar dapat diangkat dalam menghambat gerak
musuh. Selepas gerbang pertama, kita akan menyusuri lorong
pendek dengan langit-langit melengkung. Empat buah batu nisan besar
tertempel pada salah satu sisi bangunan lengkung ini. Batu-batu
nisan ini merupakan tugu peringatan kematian sejumlah
petinggi benteng, antara lain Deputi Gubernur Inggris Richard
Watts—meninggal pada 1705. Meskipun tugu peringatan
berbahasa Inggris itu tertulisdalam huruf bergaya kuno,
tetapi sebagian besar masih terbaca dengan jelas.
Keluar
dari bangunan lengkung selepas pintu masuk ini, kita akan
menyusuri alur jalan pada ruang terbuka menuju jembatan
kedua. Di sisi selatan jalan itu berjajar tiga buah makam,
satu di antaranya makam Residen Thomas Parr—terbunuh Desember
1807. Adanya pemakaman itu menunjukkan fungsi benteng
menampung seluruh aktivitas penghuni sejak lahir hingga meninggal.
Melalui jembatan kedua berketinggian 3,25 meter dari dasar parit
di bawahnya, sampailah pada pintu gerbang yang dikenal
sebagai the great gate (gerbang utama). Daun pintu kayu pada
gerbang kedua ini masih utuh meskipun sudah berumur hampir
300 tahun. Daun pintu ini memakai jenis kayu kapur konon
berasal dari Kalimantan.
Tiga
ruangan kita jumpai di sebelah kiri begitu melewati the
great gate dulu difungsikan sebagai kediaman para perwira.
Ruangan-ruangan ini pada 1873 difngsikan sebagai gudang
senjata. Ruang pertama menyerupai lorong sepanjang 13,5 meter
dengan lebar sekitar lima meter. Di dalamnya terdapat tiga "anak
ruangan" berukuran sekitar 1,5 meter x 4,5 meter. Ruang ini seakan
menyerupai lemari beton tebal. Di ujung lorong terdapat pintu
turun menuju ke ruang bawah bangunan benteng. Gelap dan
lembab pada ruang-ruang bawah memberi kesan penyusuran bagian
benteng ini berbau petualangan. Ruang bawah ini disebutkan
berfungsi sebagai tempat penyimpanan harta.
Pada
sisi lain gerbang masuk, kita akan menemui ruangan dengan
funsi ruang jaga utama maupun ruang penjaga benteng yang
tidak sedang bertugas. Di bagian dalam, terdapat dua ruang
tahanan militer. Pada salah satu bagian dinding ruang tahanan
itu terlihat lukisan arang dan catatan dalam bahasa Belanda
kuno. Tulisan diperkirakan buatan tahanan dalam benteng.
Di
sepanjang sayap selatan Benteng Marlborough terdapat deretan
ruangan barak tidur. Masing-masing ruang memiliki satu pintu
menghadap ke halaman dalam benteng. Meskipun terbuat dari
jeruji besi, pintu-pintu ini berdesain lengkung dan terkesan
cantik. Desain lengkung juga terlihat pada bagian
langit-langit ruangan. Kompleks perkantoran terdapat di sayap
utara benteng. Sebelum tahun 1780-an, sisi utara benteng ini
difungsikan menjadi ruang keluarga pejabat sipil senior serta tempat
tinggal perwira lajang. Sementara gudang dan kediaman gubernur
terdapat di bagian barat.
Pada
zamannya, benteng ini dikelola oleh dewan pimpinan terdiri
dari deputi gubernur sebagai kepala wilayah pendudukan,
komandan benteng sebagai pemimpin militer, dibantu oleh dua
pejabat. Pejabat tinggi lainnya adalah semacam kepala
perdagangan (senior merchant). Pada 1792, tercatat 18 atase
perdagangan berkantor di Fort Marlborough. Beberapa kepala perdagangan
ini juga menjabat sebagai kepala wilayah atau residen sejumlah
kawasan sepanjang pesisir barat Sumatera, antara lain Manna,
Lais, Natal, Tapanuli, dan Krui. Pada 1792 tercatat sembilan
orang juru tulis bekerja dan tinggal dalam benteng. Teknisi,
petugas kesehatan, pemain organ, hingga tukang kayu pun
menghuni benteng ini.
Di
tengah benteng, terhampar halaman dalam berumput hijau
dengan beberapa pepohonan teduh. Halaman dalam cukup luas ini
berfungsi bagi beragam kegiatan militer pada masa itu,
misalnya upacara dan latihan keterampilan. Di lapangan ini pula
dibacakan keputusan pengadilan dan kesaksian eksekusi militer.
Sementara bagian halaman teduh oleh pepohonan dengan pemandangan
laut lepas, menjadi tempat bersantai. Jalan setapak
menghubungkan gerbang utama bagian selatan dengan gerbang
utara terdapat di tengah halaman. Pintu gerbang sisi utara
ini pun disambungkan dengan jembatan kayu ke luar lingkungan
benteng.
Dari
atas dinding benteng atau bastion, teramati hamparan laut
lepas. Untuk menaikkan meriam pada posisi tembak di bastion,
dibangunlah beberapa bidang miring dari susunan bata di
sudut-sudut benteng ini. Di bastion, kita juga dapat
mengamati saluran etalase ruangan-ruangan seperti cerobong. Mulut
cerobong itu diberi payung kerucut terbuat dari seng sehingga udara
dapat bersirkulasi, namun terlindung dari curahan air.
Menjelajahi benteng ini tidak akan lengkap tanpa menyusuri
lorong-lorong di bawahnya. Lorong-lorong bawah tanah sempit
dan gelap ini konon merupakan tempat penyimpanan senjata.
Juga terdapat lorong bawah tanah yang menyambungkan benteng
dengan jalan keluar tanpa melewati pintu-pintu gerbang.
Dari
catatan sejarah, sebelum Inggris membuat Benteng Marlborough
ini, untuk pertahanan di pantai Barat juga telah membuat
benteng yang lain, yaitu Benteng Anna di Muko-muko, Benteng
York di Bengkulu Utara dan Benteng Linau di Bintuhan, Kaur
Selatan. Namun ketiga benteng tersebut, kini telah musnah
diterjang oleh gelombang laut
sumber : http://bengkuluprov.go.id/ver1/index.php/pariwisata/kota-bengkulu/fortmarlborough
0 komentar:
Posting Komentar